Sabtu, 18 Juni 2011

awalnya bisa masuk pondok pesantren al-istighotsah assalafi (part 2)

hari jum'at adalah hari yang baik bagi umat islam karena jika orang meninggal pada hari jum'at maka insyaallah dia terlindung dari siksa kubur

sebagai mana sabda rosulullah :
"Dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallohu anhuma berkata, Rasulullah shallallohu alaihi wasallam bersabda, “Tidaklah seorang muslim meninggal dunia di hari Jumat atau pada malamnya melainkan Allah melindunginya dari fitnah kubur” (HR. Tirmidzi dan Ahmad serta dinilai hasan atau shohih oleh Al Albani berdasarkan banyaknya jalur periwayatannya yang saling mendukung dan menguatkan)",

nah hari ini saya akan berangkat menuju pesantren al-istighotsah assalafi, dari rumah uddah siap2 tidak ada yang kurang mungkin masalah mental saja yang perlu di siapkan karena saya tidak akan bertemu orang tua lagi dalam waktu yang lama, lalu meninggalkan kehidupan yang modern, meninggalkan televisi, meninggalkan kebiasaan bermain, dan tidak lagi bisa bersantai -santai , harus serba mandiri.

saya menunggu kedatangan 3R yang bersama sama ingin berangkat bersama ke pondok pesantren Al-istighotsah assalafi, setelah semuanya berkumpul kami bersama-sama langsung berangkat ke Pondok pesantren, sedih rasanya harus meninggalkan rumah, orang tua, adik, kakak, dan juga nenek serta kehidupanku. serasa pengen nangis nih mungkin inilah jalan yang terbaik yang di tunjukan allah kepada saya, karena hal ini adalah hal yang sangat jarang terjadi.
mungkin jaman sekarang bisa di hitung dengan lima jari dalam setiap sekolah yang mau meneruskan ke pondok pesantren , bahkan mungkin sudah tidak ada. dalam perjalanan saya hanya merenung memikirkan pelajaran yang akan saya hadapi nanti , mungkin saya setiap hari akan berhadapan dengan rankaian huruf arab yang menantang atau dengan sarung yang gak boleh di lepas, atau kopeah yang sulit di lepas ha ha
tapi inilah hidup penuh lika liku gak pernah sejalan lurus karena kita harus menempuh berjalanan yang sangat jauh , mungkin jalannya bisa berbelak-belok, naik turun, bergelombang, jalanya rusak, dan juga cuaca yang tidak mendukung.
mobil rupanya sudah setengah perjalanan sedikit lagi sampai pondok pesantren. wadduh makin dag dig dug ajah ni jantung,

apakah saya bisa kuat buat menghadapi ini semua ????
mungkinkah saya betah di pondok??
bisa gak yah baca al-quran??
bisa gak yah hafalan bahasa arab??

ah masa bodo saya pasti bisa menghadapi itu semua.. dengan niat tulus mencari ilmu,..
"saatnya tiba masuk pesantren "serasa terbang ke langit yang tinggi terus jatoh kebawah " .

setelah masuk gerbang pesantren kira kira jam 4 sore,banyak sekali santri yang melihat jadi malu.
langkah kaki turun ke tanah berasa berat , mata sudah mulai gak kosen melihat sekitar hanya ada fikiran hampa, sayapun langsung ke rumah pak Kyai bersama yang lainya, disana ada Ibu Kyai dan saya diberi pituah kalau niat ke pesantren itu semata-mata karena menjalankan perintah allah. bukan dengan niat yang lain, setelah itu saya di kasih buku pelajaran dan kitab2 yang tebal tebal, seperti Tafsir jalalen, jawahirul bukhori, ada juga kitab kecilnya kaya tasrif shorof, jawahirul kalamiyyah,kitab imrity buat nadzoman, hulasoh (buat pelajaran sejarah kebudayaan islam), mabadul awaliyyah (Qoiddah Fiqih), sarah Al-jurumiyyah (Ilmu nahwu dasar) dan masih banyak lagi kitab salafiah karangan para wali allah yang harus di pelajari.

setelah itu saya bawa tuh kitab semuanya berasa berat sekali, bawanya saja sudah berat bagaimana nanti kalau di pelajari, udah gitu gak ada harokatnya tuh kitab, tambah pusing aja, baca al-quran aja belum lancar gimana bisa baca tuh kitab hadduh pusing.
setelah masuk ke asrama putra/pondok putra, banyak sekali santri yang melihat, semuanya rata2 memakai sarung karena habis pengajian ashar. lemari saya pun dibawakan oleh santri lain berwarna coklat sama seperti lemari Ridwan dan rino. disana tertulis nama saya "dedi surahman" wah berarti itu lemari saya, setelah di letakan di kamar dua (kamar saya) 'konon kata santri yang lain kamar dua adalah kamar yang angker tapi nanti saja saya ceritakan part berbeda.
sayapun bergegas memasukan semua perlengkapan saya ke lemari,lemarinya ada 2 bintu yang bisa di buka bersilangan , yang sebelah kanan tempat kitab. terdapat tiga sekat, yang atas buat tempat kitab, tengah buat pakaian, dan bawah tempat pakaian juga .dan yang sebelah kiri adalah tempat pakaian yang di gantung oleh hanger (gantungan pakaian)

setelah semua beres 'langsung saya mandi untuk sholat maghrib berjamaah saya di pondok pesantren al-istighotsah assalafi.
waktu itu saya mandi dan apa yang terjadi ternyata saya, banyak nyamuk tuh kamar mandi, gila pas saya ngambil gayung nyamuk berterbangan kesana kemari, sungguh pengalaman pertama liat nyamuk banyak banget. setelah saya selesai mandi mau berwudhu.
mana tempat wudhunya, mana kerannya, yang seperti saya lihat di masjid2 banyak keran berjejer, tetapi tidak saya temukan disana.
lalu saya di kasih tahu santri yang lain ,kalau berwudhu itu di kolam besar itu? kolam yang ukuraanya kira2 panjangnya 4 meter, lebar 3 meter, tinggi 2 meter.
nah wudhunya unik sekali kita tinggal mengambil air di kolam tersebut, dengan cara menyeburkan tangan ke kolam dan membasuh bagian2 tubuh yang akan di sucikan, tidakkah masalah dengan menyeburkan tangan kedalam kolam, oh tentu tidak menurut penjelasan santri lain kolam air itu lebih dari (dua kullah) atau setara 60 cm x 60 cm persegi kalau tidak salah, jadi seumpama air itu di pegang tetap suci tidak membatalkan kesucian air tersebut walaupun di obok2, jadi hemat airkan.

saya jadi mengerti tentang itu...
saya bergegas masuk kedalam kamar dan mengambil sarung berwarna coklat wasiat dari babeh saya, saya memakai sarung ternyata tidak bisa, selalu saja miring nih sarung gak lurus2 wadduh gimana nih.

maklum dirumah gak biasa memakai sarung, jadi belum terbiasa.
setelah di ajari oleh santri lain baru deh agak bener memakai tuh sarung....

bersambung lagi..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar