Minggu, 02 Mei 2010

Kisah Sebuah Kalung

Suatu hari, seorang laki-laki tua datang mengenakan pakaian usang. Langkahnya sepoyongan ketika menemui Rasulullah saw. "Wahai Nabi, aku lapar, telanjang (berpalaiaan usang) dan miskin. Berilah aku pakaian, sandang dan bantuan!"
saat itu, Rasul tengah di landa kesusahan."sungguh, aku ini tak memiliki apa-apa yang dapat aku berikan kepadamu, pergilah ke rumah perempuan yang mendahulukan Allah dari padanya, yakni Fatimah. . .!"
Bilal kemudian mengantar orang tua itu ke rumah Fatimah. Dihadapan Fatimah, orang itu berkata "Waha putri Muhammad! Aku lapar dan butug pakaian. Tolonglah aku, smoga Allah memberkatimu!"
Dikala itu fatimah juga dilanda kesusahan, tetapi ketika melihat kondisi orang tua itu, ia tidak tega. Ia memberi kulit biri-biri yang biasa di pakai alas tidur Hasan dan Husain. "Ambillah ini! Smoga Allah menggantinya bagimu dengan yang lebih baik lewat menjualnya"
"Wahai Fatimah! Aku mengeluh lapar kepadamu dan engkau memberiku kulit biri-biri" Bagaimana aku bisa makan dengan ini?
Fatimah seperti diiris sembilu. Lantas, ia mengulurkan kalungnya. Orang itu mengambil kalung tersebut, lalu kembali menemui Nabi. "Wahai Nabi! Fatimah memberiku kalung dan memintaku menjualnya. . ," Rasul tersenyum, "sungguh, Allah akan memberimu jalan keluar, karena Fatimam memberimu kalung ini."
Ammar bin Yasir yg ada didekat Nabi meminta izin untuk membeli kalung itu. Rasulullah memberi izin dan Ammar menanyakan harganya.
"sepiring roti dan daging, sehelai baju yaman untuk menutupi auratku dan mendirikan shalat di hadapan Allah, uang 1 dinar agar aku bisa pulang!"
Ammar yang baru menjual harta rampasan perang Khaibar, ternyata, menawar lebih, "Aku memberimu 20 dinar, 200 dirham, sehelai baju yaman, kuda untuk membawamu pulang dan kebutuhanmu akan roti dan daging". Setelah Ammar mengajak orang itu untuk memenuhi janjinya, orang itu menemui Nabi lagi,"Aku kini jadi kaya. Semoga ayah dan ibuku jadi penebus bagi anda". Nabi menimali, "Maka,balaslah fatimah atas kemurahan hatinya!" orangtua itu memanjatkan doa.Setelah itu, ia pun pamit pulang. Ketika Ammar membeli kalung itu, rupanya, ia punya maksud lain, ia membungkus kalung itu kemudian meminta budaknya. Shahm, untuk mengantarkannya pada Naai, "Berikan kalung ini pada Rasulullah! Katakan pada beliau, aku menyerahkan padanya. Shahm menemui Nabi dan menyampaikan amanat dari Ammar tapi Rasul justru meminta Shahm untuk menemui Fatimah, "bawalah kalumg ini pada fatimah dan aku serahkan kamu pada fatimah"
Shahm menyampaikan pesan Nabi. Fatimah menerima kalung itu, seraya mengatakan bahwa shahm telah merdeka. Seketika itu, Shahm tertawa. Karena tak tahu di balik tawa Shahm itu, maka Fatimah pun bertanya kepadanya.
"aku tertawa karena memikirkan kebajikan kalung ini .Ia memberi makan orang lapar. Memberi pakaian orang telanjang, melapangkan orang miskin, membebaskan budak dan kepada pemilik aslinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar